Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Geomorfologi : Pengertian, Konsep, Objek dan Jenisnya

Pengertian

Geomorfologi adalah cabang ilmu yang memfokuskan pada bentuk-bentuk permukaan bumi dan perubahan-perubahan yang terjadi padanya. 

Secara etimologis, kata “geomorfologi” terdiri dari tiga komponen, yaitu “geos” yang berarti bumi, “morphos” yang berarti bentuk, dan “logos” yang berarti ilmu. Oleh karena itu, geomorfologi adalah kajian tentang bentuk permukaan bumi.

Geomorfologi
Landskap
Geomorfologi sering kali diartikan sebagai kajian tentang lanskap. Pada awalnya, manusia menggunakan istilah “fisiografi” untuk mengacu pada kajian ilmu bumi ini. Istilah ini menjadi terkenal terutama di kalangan orang Eropa, yang menjelaskan fisiografi sebagai sintesis dari ilmu iklim, meteorologi, oseanografi, dan geografi.

Namun, pendapat mengenai penggunaan istilah ini berbeda di Amerika, di mana lebih cenderung untuk menggunakan istilah “geomorfologi” terutama dalam konteks sains yang mempelajari geosains dan erat hubungannya dengan geologi.

Geomorfologi merupakan disiplin ilmu yang mengkaji bentuk-bentuk permukaan bumi, seperti morfologi tanah dan lanskap. Dalam konteks pembelajaran, istilah “landscape” juga digunakan untuk menggambarkan kajian ini. Kajian ini mencakup penjelasan, distribusi, dan penyebab terjadinya bentuk-bentuk tersebut.

Fenomena alam dalam bentang alam adalah hasil dari interaksi antara peristiwa-peristiwa di dalam bumi dan peristiwa-peristiwa dari luar bumi. 

Konsep Geomorfologi Menurut Para Pakar

1. William Morris Davis

William Morris Davis merumuskan siklus geografis yang menjadi dasar teori evolusi bentang alam modern pertama kali pada tahun 1889, 1899, dan 1909. Teori ini menggambarkan pertumbuhan yang cepat dalam bentuk alam. Proses-proses geomorfik secara bertahap dijelaskan melalui analisis data topografi, tanpa melibatkan faktor tektonik yang rumit. Siklus geografis ini dirancang untuk memahami perkembangan bentang alam yang terkait dengan kenaikan suhu batuan atau perubahan suhu yang mendukung pertumbuhan alam secara merata serta perlindungan dari erosi.

2. Walther Penck

Walther Penck mengusulkan variasi pada skema Davis. Menurut model Davis, proses pengangkatan dan perencanaan terjadi secara bergantian. Namun, Penck mengamati bahwa dalam banyak bentuk lahan (lanskap), proses pengangkatan dan deforestasi terjadi secara bersamaan. Model Penck menghubungkan proses tektonik dan denudasi dalam evolusi bentang alam, di mana pengembangan lereng individual memengaruhi perkembangan keseluruhan bentang lahan (Penck 1924, 1953).

3. Eduard Bruckner dan Albrecht Penck

Para ahli geomorfologi awal, seperti Eduard Bruckner dan Albrecht Penck (ayah dari Walther Penck), menggunakan lapisan geologi yang lebih baru, dikenal sebagai lapisan Cally, untuk menguraikan peristiwa Pleistosen. Penelitian mereka terhadap dampak gletser di Pegunungan Alpen Bavaria dan wilayah sekitarnya memberikan wawasan awal tentang dampak dari Zaman Es Pleistosen (Penck dan Bruckner 1901-9). Urutan teras sungai klasik yang mereka identifikasi, seperti Danube, Gunz, Mindel, Riss, dan Wurm, menjadi tahapan dalam perkembangan gletser dan memainkan peran penting dalam membentuk bidang geomorfologi kuaterner.

Konsep Dasar Geomorfologi

Berikut adalah 10 konsep dasar dalam geomorfologi yang disajikan dalam buku Principles of Geomorphology:

  • Proses fisik dan hukum saat ini beroperasi dalam skala geologis.
  • Struktur geologis merupakan faktor dominan dalam membentuk morfologi.
  • Pengembangan permukaan bumi terkait erat dengan proses geomorfologis yang terjadi.
  • Bentuk bumi mencerminkan proses geomorfik yang telah terekam dalam sejarah geologis.
  • Variasi dalam zat yang bersifat erosi tercermin dalam karakteristik produk dan urutan pembentukan bumi.
  • Evolusi geomorfologi melibatkan proses yang kompleks.
  • Benda-benda alami di permukaan bumi umumnya lebih muda dari zaman Pleistosen.
  • Interpretasi lanskap yang komprehensif melibatkan faktor geologis dan perubahan iklim selama masa Pleistosen.
  • Memahami iklim global penting untuk memahami berbagai proses geomorfik.
  • Geomorfologi mengkaji bentuk dan sejarah lanskap terestrial saat ini.

Objek dan Aspek Kajian Geomorfologi

Objek kajian geomorfologi adalah bentuk permukaan bumi. Karena itu, aspek-aspek yang dibahas dalam bidang ini dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan morfoaransemen. 

Morfologi membahas tentang karakteristik dan asal-usul dari bentuk-bentuk permukaan bumi. Pembahasan ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu morfografi yang menjelaskan secara deskriptif dengan penjelasan naratif, dan morfometri yang memberikan penjelasan kuantitatif melalui pengukuran.

Morfogenesis membahas tentang proses-proses morfologi yang menyebabkan perubahan dalam bentuk lahan. Pengkajian meliputi perubahan bentuk dalam rentang waktu pendek maupun panjang. Morfogenesis mempelajari perubahan bentuk lahan yang disebabkan oleh faktor eksogen (dari luar) dan endogen (dari dalam).

Morfokronologi fokus pada evolusi penambahan bentuk-bentuk lahan sebagai hasil dari proses-proses yang berpengaruh terhadap bentang alam tersebut. Selain itu, morfokronologi juga mengulas urutan dan usia pembentukan bentuk-bentuk lahan tersebut.

Morfoaransemen menggali hubungan antara bentuk-bentuk lahan dan unsur-unsur yang membentuknya. Keterkaitan antara geomorfologi dan lingkungan dianalisis dalam morfoaransemen. Aspek-aspek yang dibahas termasuk komposisi batuan, air di lahan, struktur lahan, vegetasi, dan penggunaan lahan.

Jenis Geomorfologi

Berdasarkan sumber tenaga penyebab proses geomorfologi, Selby (1985) mengelompokkan proses ini menjadi dua kelompok, yaitu dari dalam bumi dan dari luar bumi. Thornbury (1969) menambahkan proses yang berasal dari ekstraterestrial, termasuk aktivitas organisme (termasuk manusia), dan proses ekstraterestrial. 

Penjelasannya:

A. Proses Endogenik (proses endogen)

Sumber utama proses ini diyakini berasal dari inti bumi yang memiliki suhu setidaknya 8000° C. Bloom (1978) menyebutnya sebagai proses konstruktif karena menghasilkan bentang alam baru yang sebelumnya tidak ada.

1. Tektonik

Pada skala global, panas radiasi dari inti bumi menghasilkan aliran panas bumi dan konveksi di lapisan mantel (Selby, 1985). Pergerakan panas geotermal dari inti bumi ke kerak bumi menyebabkan subsiden tektonik dan juga elevasi tektonik serta aktivitas seismik. Pergerakan konveksi ini mengubah aliran energi panas dan berkontribusi pada pergerakan lempeng.

2. Vulkanisme

Vulkanisme dan stabilitas bumi secara global terbentuk melalui ekspansi dasar laut dari kerak samudera atau melalui subduksi antara lempeng samudera dan lempeng benua (crust benua). Contoh yang terkenal adalah Kepulauan Hawaii, dan lebih dari 60% gunung berapi aktif di dunia terletak di Samudra Pasifik.

B. Proses Eksogenik (proses eksogen)

Sumber utama proses ini adalah radiasi matahari. Radiasi matahari mencapai permukaan bumi dalam bentuk cahaya dan energi termal, dan menyebabkan proses eksogen yang berbeda.

1. Degradasi

Proses eksogen sering dimulai dengan degradasi di satu tempat dan berakhir dengan degradasi di tempat lain. Degradasi meliputi pelapukan, erosi, pergerakan tanah, dan transportasi material. Transportasi material dapat mengakibatkan agresi di lokasi baru.

2. Pelapukan

Pelapukan terjadi ketika batuan mengalami perubahan pada struktur aslinya. Faktor-faktor seperti properti batuan, iklim, topografi, dan vegetasi memengaruhi proses pelapukan. Pelapukan bisa bersifat mekanis-fisik atau kimia, dan bahkan bisa melibatkan faktor biologis.

3. Erosi dan Transportasi

Erosi adalah pemisahan dan pemindahan material hasil pelapukan, Erosi alami melibatkan air, gelombang, angin, gletser, dan organisme. Manusia juga dapat mempengaruhi erosi.

4. Gerakan Tanah

Pergerakan tanah adalah pelepasan dan pemindahan batuan. Pergerakan tanah terjadi dalam skala waktu yang lebih singkat dan area yang lebih kecil daripada erosi. Faktor penyebabnya termasuk sifat litologi, struktur geologi, iklim, dan aktivitas manusia.

C. Aktivitas Organisme

Organisme, termasuk tanaman, dapat berperan dalam proses geomorfologi melalui aktivitas fisik dan kimia. Manusia juga mempengaruhi proses ini dalam skala waktu yang lebih besar.

Dalam keseluruhan, proses geomorfologi adalah hasil dari interaksi kompleks antara sumber tenaga dari dalam dan luar bumi, serta aktivitas organisme, yang membentuk dan mengubah bentuk permukaan bumi.

Pengelompokan Bidang Ilmu

Ilmu geomorfologi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu geomorfologi sejarah, geomorfologi fungsional, dan geomorfologi terapan.

1. Geomorfologi Terapan

Geomorfologi terapan berkaitan dengan penerapan konsep geomorfologi melalui analisis bentuk permukaan bumi. Lingkupnya mencakup pemetaan fenomena dan tanah, pengukuran perubahan fisik di permukaan bumi, serta penanganan masalah lingkungan fisik. Pemetaan melibatkan pencatatan berbagai fenomena geomorfologi dan karakteristik tanah. Pengukuran dilakukan untuk memahami perubahan fisik yang terjadi pada permukaan bumi. Sementara itu, penyelesaian masalah lingkungan fisik berfokus pada interpretasi bentuk permukaan bumi yang terkait dengan permasalahan lingkungan, seperti banjir, erosi, longsor, gempa bumi, gunung berapi, dinamika pesisir, dan fenomena air tanah.

2. Geomorfologi dan Geografi

Geomorfologi memiliki keterkaitan erat dengan bidang geografi, dan keduanya saling melengkapi. Hubungan ini dikenal sebagai geomorfologi geografi. Geomorfologi geografi membahas interaksi antara geomorfologi dan objek material dalam ilmu geografi. Kajian ini menghasilkan pemahaman tentang bentang lahan, bentang alam, dan bentang geografi.

3. Pencegahan Bencana

Aspek hidrologi permukaan dan bawah permukaan memiliki keterkaitan dengan geomorfologi, terutama dalam konteks kemiringan lahan. Informasi mengenai kemiringan lahan sangat penting untuk menentukan dimensi dan laju aliran air di suatu wilayah. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk mencegah bencana banjir di dataran. Salah satu caranya adalah dengan memilih lokasi di dataran yang lebih tinggi daripada daerah dataran banjir.

Sumber : Berbagai sumber dan referensi yang relevan


Joko Sunaryanto
Joko Sunaryanto Jangan lupakan jati dirimu. "Sangkan paraning dumadi"

Posting Komentar untuk "Geomorfologi : Pengertian, Konsep, Objek dan Jenisnya"